Sambut Presiden Baru: Tradisi Penyambutan di Istana Merdeka

Presiden Jokowi nampaknya akan melanjutkan tradisi yang dilakukan oleh Presiden ke-6 RI SBY, yakni melakukan penyambutan terhadap suksesornya di Istana Merdeka, Jakarta. Menteri Sekretaris Negara Pratikno sebelumnya mengatakan bahwa Jokowi bakal menyambut Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Penyambutan tersebut bakal dilakukan usai acara pelantikan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat pada 20 Oktober 2024.

“Karena Pak Presiden kan nanti acaranya kan pisah sambut ya, jadi setelah pelantikan di DPR rencananya Presiden ke-7 RI akan lebih dulu berangkat ke Istana Merdeka. Nanti, Pak Presiden Prabowo menyusul untuk acara pisah sambut,” kata Pratikno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (8/10/2024). Pratikno juga memastikan bahwa Jokowi bakal menghadiri acara pelantikan Prabowo-Gibran.

Tradisi penyambutan Presiden RI terpilih di Istana Merdeka merupakan tradisi baru yang dilakukan oleh Presiden ke-6 RI SBY. SBY setidaknya sudah mengutarakan niatnya memberikan kejutan kepada Presiden RI terpilih periode 2014-2019 sejak bulan Juni 2014. Padahal, pemungutan suara pemilihan presiden baru akan dilaksanakan pada 19 Juli 2014.

“Saya bahkan telah berencana siapa pun yang terpilih nanti, apakah Jokowi atau Prabowo, saya akan sambut dengan penuh penghormatan. Saya merencanakan sebuah tradisi baru, pada tanggal 20 Oktober,” ujar Presiden SBY dalam pertemuan dengan perwira tinggi TNI/Polri di Kementerian Pertahanan.

SBY mengungkapkan, dia akan bersiap di Istana Merdeka menyambut presiden baru dengan upacara militer setelah menghadiri sidang MPR. “Lalu, kami berdua, yang lama dan baru, outgoing dan incoming leader akan terima penghormatan, masuk ke dalam Istana, farewell dengan perangkat kepresidenan. Saya perkenalkan yang baru dan saya berharap agar beliau bisa sukses,” ujarnya.

Dengan tradisi itu, SBY mengatakan, sejarah pergantian kekuasaan antarpresiden akan berubah. Dia berharap, hal ini akan menjadi tradisi dan pembelajaran politik baru.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *