Profil Ismail Haniyeh: Pemimpin Hamas yang Meninggal di Teheran

Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh dikabarkan tewas di Teheran, Iran pada Rabu (31/7) dini hari. Berita tersebut menyebar luas melalui media di Iran dan seluruh dunia.

Ismail Haniyeh bersama pengawalnya diserang oleh pihak yang belum diketahui. Peristiwa tragis ini dilaporkan oleh Garda Revolusi Iran (IRGC). Kehadiran Ismail Haniyeh di Teheran adalah untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran pada Selasa (30/7) sebelumnya. Namun, nasib malang menimpanya keesokan harinya.

Saat serangan terjadi, ia dan pengawalnya diserbu di kediamannya di Teheran. Sebelum diserang, Ismail Haniyeh sempat bertemu dengan mantan presiden Iran, Ali Khamenei, dan Masoud Pezeshkian. Selain itu, dalam pertemuan tersebut, ia juga berinteraksi dengan kelompok militan yang didukung oleh Iran sebelum dilantik sebagai presiden.

Siapakah sebenarnya Ismail Haniyeh? Berikut adalah profil singkatnya:

Ismail Haniyeh, nama lengkap Ismail Abdul Salam Ahmad Haniyyah, adalah seorang pemimpin politik senior Hamas dan mantan Perdana Menteri Otoritas Nasional Palestina. Ia lahir di sebuah kamp pengungsian di Al-Shati, Jalur Gaza pada 29 Januari 1962. Selama memimpin, ia dikenal sebagai sosok yang dekat dengan pemimpin spiritualnya, Sheikh Ahmad Yassin, yang tewas oleh Israel.

Ismail Haniyeh bergabung dengan Hamas ketika belajar di Universitas Islam Gaza, jurusan sastra Arab. Pada tahun 1987, ia lulus dari universitas tersebut dan kemudian ditunjuk sebagai Kepala Kantor Hamas pada tahun 1997. Di bawah kepemimpinannya, organisasi tersebut semakin berkembang, bahkan ia berhasil memenangkan pemilihan legislatif Palestina pada tahun 2006.

Selama karirnya, Ismail Haniyeh pernah menjabat sebagai perdana menteri dan memimpin Hamas di Jalur Gaza. Meskipun dipecat oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada tahun 2007 karena konflik internal, ia tetap menjalankan otoritasnya di Gaza. Pada tahun 2017, ia menggantikan posisi Khaled Mashal sebagai Kepala Biro Politik Hamas.

Ismail Haniyeh meninggal dunia pada usia 62 tahun, meninggalkan 13 anak (tiga di antaranya telah meninggal). Saat ini, jabatannya sebagai Ketua Biro Politik Hamas dilanjutkan oleh Saleh al-Arouri, mantan Wakil Biro Politik Hamas.

Dengan kepemimpinan dan dedikasinya selama puluhan tahun, Ismail Haniyeh meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah Hamas dan Palestina. Semoga jasa-jasanya dapat terus diingat dan dihargai oleh generasi selanjutnya.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *