Harris, Calon Kuat yang Berpotensi Menggantikan Biden di Pilpres AS
Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris merupakan pilihan utama untuk mengantikan Joe Biden jika beliau memutuskan untuk tidak melanjutkan kampanye pemilihan presiden. Informasi tersebut disampaikan oleh tujuh sumber senior di kampanye Biden, Gedung Putih, dan Komite Nasional Demokrat.
Kondisi penampilan Biden yang saat ini kurang jelas dan terkadang tidak kohesif, serta dikritik luas usai debat dengan rivalnya Donald Trump, telah menimbulkan kekhawatiran di dalam Partai Demokrat mengenai kesehatannya. Hal ini juga menjadi alasan mengapa beberapa tokoh Demokrat seperti Gavin Newsom, Gretchen Whitmer, dan Josh Shapiro telah diusulkan sebagai alternatif selain Harris. Namun, upaya untuk menghindari Harris dianggap hampir mustahil, karena Harris merupakan salah satu kandidat yang memiliki dukungan dan pengakuan yang tinggi.
Dalam survei yang dilakukan oleh Reuters/Ipsos, Harris hanya tertinggal satu poin dari Trump, yakni 42% berbanding 43%. Hasil yang cukup ketat tersebut menunjukkan bahwa Harris memiliki peluang yang sama kuat dengan Biden. Selain itu, Harris telah melewati proses pemeriksaan dan pengawasan ketat dari Partai Republik sehingga dianggap layak untuk menduduki jabatan nasional.
Jim Clyburn, salah satu orang yang berperan penting dalam kemenangan Biden pada tahun 2020, telah menyatakan dukungannya untuk Harris jika Biden memutuskan untuk mundur. Meskipun begitu, para pembantu Harris menolak untuk membahas calon alternatif yang tidak melibatkan Biden dan Harris, dan menyatakan bahwa Harris berharap untuk menjalani masa jabatan kedua bersama Biden.
Sampai saat ini, kampanye Biden telah berhasil mengumpulkan 3.894 delegasi, dan diharapkan akan secara resmi mencalonkan Biden dalam waktu dekat. Donna Brazile, mantan ketua sementara Komite Nasional Partai Demokrat, menekankan bahwa Harris merupakan pilihan yang tepat jika Biden memutuskan untuk tidak mencalonkan diri.
Dengan demikian, Harris dianggap sebagai calon yang paling tepat untuk menggantikan Biden, dan memiliki dukungan yang kuat dari delegasi Partai Demokrat di seluruh 50 negara bagian. Meskipun ada harapan untuk pahlawan super lain, namun faktanya adalah Biden dan Harris merupakan pasangan yang cocok untuk pemilu mendatang.
Dalam konteks politik yang semakin ketat dan dinamis, Harris dapat menjadi pilihan yang cerdas dan strategis dalam memperkuat posisi Partai Demokrat dalam pemilihan presiden mendatang. Selain itu, keputusan untuk mengangkat wakil presiden pertama yang berkulit hitam dan perempuan sebagai kandidat utama juga dapat memberikan dampak positif bagi partai dalam menarik dukungan dari sektor pemilih yang penting untuk kemenangan.