Walhi Kalbar Minta Pemerintah Hentikan Aktivitas yang Merusak Lahan

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Barat mengajukan permintaan kepada pemerintah untuk menghentikan aktivitas yang merusak hutan atau lahan, yang menyebabkan banjir di Kalimantan Barat. Direktur Eksekutif Walhi Kalimantan Barat, Hendrikus Adam, mengatakan bahwa langkah penanganan jangka panjang harus dilakukan dengan menghentikan aktivitas tersebut, sambil melakukan penegakan hukum terhadap pelanggaran dan pemulihan wilayah kritis di Kalbar secara berkelanjutan.

Adam menekankan pentingnya untuk tidak melakukan deforestasi dengan menebang hutan dan menggantinya dengan tanaman monokultur, seperti yang disarankan oleh Presiden Prabowo. Menurutnya, bencana banjir yang melanda Kalimantan Barat saat ini tidak terlepas dari perusakan alam yang telah terjadi selama ini.

Aktivitas ekstraksi sumber daya alam, alih fungsi hutan atau lahan, dan tindakan perusakan alam harus dikendalikan dan dicegah melalui kebijakan pemerintah. Curah hujan hanya sebagai pemicu bencana banjir, namun tidak bisa dikontrol oleh siapapun. Adam menegaskan bahwa praktik ekonomi ekstraktif atas sumber daya alam seperti illegal logging, alih fungsi hutan untuk perkebunan sawit, izin pertambangan, dan penambangan ilegal adalah sumber utama bencana lingkungan.

Anggota DPRD Kalimantan Barat, Agus Sudarmansyah, juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah provinsi dan kabupaten dalam menegakkan Peraturan Daerah tentang Tata Ruang Wilayah dan Rencana Detail Tata Ruang sebagai langkah strategis dalam penanggulangan bencana banjir di provinsi tersebut.

Banjir menjadi peringatan bagi pemerintah daerah di Kalimantan Barat untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah banjir, kerusakan lingkungan, dan pengendalian pemanfaatan lahan. Konsolidasi dan koordinasi yang kuat diperlukan untuk menangani masalah ini dari hulu ke hilir.

Dalam upaya mengembalikan fungsi alam yang telah dirusak, dibutuhkan langkah-langkah konkret dan berkelanjutan. Menanami lahan untuk mengganti hutan yang telah ditebang tidak akan serta merta memulihkan lingkungan. Seluruh pihak harus bekerja sama untuk menjaga kelestarian alam dan mencegah bencana lingkungan di masa depan.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *