Wamenkeu Thomas Djiwandono Ungkap 38% Sampah Global Tidak Dikelola dengan Baik
Sampah masih jadi masalah besar buat lingkungan di seluruh dunia, termasuk di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Berdasarkan data dari Global Waste Management Outlook 2024, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono bilang kalau 38% sampah global nggak dikelola dengan baik. Dia menyampaikan hal ini pas berkunjung ke Muara Gembong untuk ikut serta dalam gerakan Peduli Muara Gembong. Menurut Thomas, sampah nggak cuma berdampak buruk buat lingkungan, tapi juga kesehatan masyarakat setempat.
Untuk mengatasi masalah ini, Thomas mendukung penuh gerakan Peduli Muara Gembong sebagai langkah awal untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Gerakan ini juga didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan berbagai organisasi lintas agama. Thomas menekankan pentingnya tindakan cepat untuk menjaga lingkungan.
“Semakin banyak penduduk, sampah pasti juga semakin banyak. Kita harus sama-sama antisipasi biar nggak ada masalah lingkungan yang lebih parah,” ujar Thomas dalam keterangannya pada Senin (16/12/2024).
Thomas juga mengingatkan kalau sampah yang nggak terkelola dengan baik bisa menyebabkan polusi udara, air, dan tanah, plus masalah kesehatan dan peningkatan Gas Rumah Kaca (GRK). Khususnya di Muara Gembong, banjir rob sering banget bawa sampah yang bikin kawasan pesisir dan ekosistem mangrove tercemar. Padahal, ekosistem mangrove ini penting banget buat melawan banjir dan abrasi.
“Sampah yang terbawa banjir nggak cuma merusak mangrove, tapi juga mengurangi kemampuannya untuk tahan ombak dan air laut,” lanjut Thomas.
Di samping itu, kondisi ini juga menambah beban warga yang sedang berusaha memperbaiki kawasan ini. Belum lagi banyaknya sampah yang belum dipilah dan mencemari lingkungan serta kesehatan warga.
Menurut Thomas, Gerakan Peduli Muara Gembong ini adalah langkah pertama yang penting untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mengurangi sampah, terutama sampah rumah tangga di sekitar kawasan. Sebagai bagian dari gerakan ini, dilakukan penanaman 2.024 bibit mangrove untuk pemulihan ekosistem, dan juga kegiatan bersih-bersih sampah di Muara Gembong bersama komunitas lokal.
“Dukungan dari kami berupa perahu kayak, supaya komunitas lokal bisa lebih mudah memantau dan bersihkan sampah di kawasan mangrove,” kata Thomas.
Selain itu, ada juga kegiatan bazaar sembako tukar sampah, yang ajak warga untuk menukar sampah dengan kebutuhan pokok. Tujuannya biar warga lebih paham jenis sampah yang bisa didaur ulang dan punya nilai ekonomi.
Beberapa hari sebelumnya, Tim Bank Sampah Bersinar juga sudah melakukan pemilahan sampah dan sosialisasi tentang pengurangan sampah dari rumah dan warung sekitar.
Thomas berharap gerakan Peduli Muara Gembong bisa jadi awal dari perubahan positif, dan bisa menginspirasi banyak pihak untuk terus berkontribusi dalam menjaga lingkungan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.